Oleh : Dini Prananingrum
#MuslimahTimes –– Ahad pagi 14 Oktober 2018, kembali Ustazah Annisa Widayati selaku Host menyapa peserta Kajian Annisa dengan penuh semangat. Majelis ilmu yang rutin diadakan sebulan sekali di Masjid Gedhe Kauman ini mengangkat tema seputar keluarga, yaitu “Keluarga Muslim dan Bahaya Perpecahannya”. Antusias peserta untuk mendalami dan menyelami ilmu Islam tampa kdengan dipenuhinya area serambi masjid oleh 200 Ibu-ibu danpara single lillah se-DIY.
Keluargaadalahpondasiutamadalammelestarikanketurunanmanusia.Cikalbakallahirnyagenerasidambaancalonpemimpinumat.Takdisangsikan, peranorangtua yang vital dalamkeluargamenjadikuncikesuksesankeluarga, masyarakatdanbangsa.PaparUstazahYuziAkari,STmembukamateri.
Tak hanya itu, kesuksesan keluarga membina generasi pemimpin akan membawa pengaruh pada pembentukan peradaban dunia. Sebab, dalam keluargalah sang calon pembangun peradaban (yaitu anak-anak) mendapatkan pendidikan pertamanya.
Memiliki keluarga yang harmonis dan sesuai dengan Syariat adalah dambaan setiap muslim. Senantiasa menjaga keharmonisan dalam rumah tangga dengan menghadirkan sakinah, mawaddah warahmah berarti keluarga yang penuh kasih sayang, cinta dan ketentraman dibangun diatas nilai-nilai Islam berawal dari pernikahan yang hanya mengharap ridha Allah SWT. Jelas Ustazah Yuzi.
Oleh karena itu keluarga memiliki peran penting yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Kemudian Ustazah Yuzi memaparkan beberapa peran penting keluarga agar mampu menjadi keluarga yang sukses dunia akhirat diantaranya :
- Keluarga memiliki peran strategis dalam proses pendidikan anak, bahkan umat manusia.
- Senantiasa menanamkan iman dan membentuk anak-anaknya menjadi pribadi dengan akhlak dan budi pekerti yang baik terutama saat bergaul dalam masyarakat.
- Memberikan rasa tenang. “Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah diciptakan-Nyauntuk kalian istri-istri dari diri kalian sendiri—supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya—dan dijadikan-Nya di antara kalian rasa kasih sayang.”(QS Ar Rum: 21)
- “Hai orang-orang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari (kemungkinan siksaan) api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah para malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadapapa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QSAttahrim : 6).
Selanjutnya Ustazah Yuzi memaparkan bahwa faktanya kini peran keluarga tersebut terkikis. Banyak masalah bermunculan, didominasi oleh dingin dan rusaknya ikatan cinta. Setiap anggota memiliki dunianya masing-masing. Anak-anak tidak memerhatikan orang tua mereka atau pun nasehatnya, keras kepala dan keegoisan mendominasi. Hubungan suami istri penuh konflik, persengketaan dan permusuhan.
Hubungan telah berubah menjadi penuh perbedaan yang terkadang berujung pada perceraian dan pisahnya orang tua. Itu semua bisa terlihat dengan banyaknya kasus perceraian di Kota Yogyakarta, di tahun 2018 ini mencapai 571 perkara. Yang menambah mirisnya, mayoritas perceraian di Yogyakarta diajukan istri. Hal tersebut tidak lepas dari faktor ekonomi dimana penghasilan suami lebih kecil dari pada penghasilan istri. Juga karena pendidikan istri lebih tinggi daripada suami. Perbandingannya 60 : 40. Papar Ustazah Yuzi dengan sedih.
Pun akan dijumpai para Orang tua hadir dalam rumah hanya untuk menyiapkan makanan dan pakaian, juga hal terbaru di dunia elektronik mulai dari komputer, tablet dan telepon selular. Mereka hadir untuk memberikan kebahagiaan pada anak-anak namun mangkir darinya. Mereka tidak menunjukkan kasih sayang dan tidak ada kelembutan. Mereka tidak memiliki waktu untuk berbicara, duduk dan mendengarkan. Semuanya terburu-buru dan berlomba dengan waktu untuk melakukan tugas-tugas tapi tidak untuk berpikir dan bekerja keras dalam menjaga keutuhan keluarga.
Itu semua adalah penyakit serius yang menjangkiti keluarga muslim, yaitu sebuah ‘perpecahan keluarga’. Yang harus dicari penyebab dan solusinya. Tegas Ustazah Yuzi.
Nilai-nilai barat yang telah diadopsi oleh hampir masyoritas keluarga muslim adalah penyebab utama kehancuran keluarga. Salah satunya adalah ide feminisme, ia seperti tipuan surga bagi perempuan. Ide feminisme khususnya kesetaraan gender, menghasilkan kebingungan dan perselisihan berkaitan dengan tanggungjawab pernikahan dan peran sebagai orang tua.
Budaya materialistik dan individualisme juga ikut menyumbang sebagai penyebab kehancuran keluarga. Mengejar harta dan tanpa mempertimbangkan kepentingan pasangan atau keluarga mereka. Perkawinan dianggap sebagai halangan untuk pemenuhan diri. UngkapUstazahYuzi.
Menyambung hal tersebut, Ustazah Yuzi mengingatkan para kaum Muslim harus berupaya membendung penghancuran keluarga yang disebabkan budaya barat tersebut. Berikut beliau memberikan beberapa solusi guna mencegahnya :
- Mencari pasangan yang sholih-sholihah yang memiliki visi dan misi sama antara suami-istri tentang hakikat dan tujuan hidup dan berkeluarga dalam Islam.
- Memahami dengan benar fungsi dan kedudukan masing-masing dalam keluarga dan berupaya semaksimal mungkin menjalankannya sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya.
- Menjadikan Islam dan syariatnya sebagai solusi terhadap seluruh permasalahan yang terjadi dalam kehidupan berkeluarganya. Halal-haram dijadikan landasan dalam berbuat, bukan hawa nafsu.
- Menumbuhsuburkan amar makruf nahi mungkar di antara sesama anggota keluarga sehingga seluruh anggota keluarga senantiasa berjalan padarel Islam.
- Kaum Muslim secara bersama-sama memiliki kesadaran dalam memahami Islam secara menyeluruh dari segala aspeknya. Dengan begitu, kaum Muslim akan mampu mencermati dan mengantisipasi bahaya ide-ide Barat yang bertentangan dengan Islam yang dapa tmenghancurkan keluarga Muslim, seperti feminisme, kesetaraan gender, emansipasi, liberalisme, dan sebagainya.
Pemahaman Islam seperti ini bisa kita peroleh dengan cara membina diri kita dan kaum Muslim secara terus-menerus dengan tsaqâfah Islam. Tsaqâfah Islam tersebut kemudian dijadikan sebagai acuan atau pijakan dalam menyikapi berbagai pemikiran dan pemahaman asing yang menyerang. Jelas Ustazah Yuzi mengakhiri materi kajian.
Di penghujung acara, Host Ustazah Annisa Widayati yang juga seorang trainer, presenter dan ‘Motivator Hijrah Ideologis’ ini, menyemangati para jama’ah untuk mengikuti home coaching (kajian rumahan) sepekan sekali. Untuk membentengi para muslimah dari serangan berbagai pemikiran asing dan bahaya perpecahan keluarga. Acara ini ditutup dengan berfoto bersama sekaligus sebagai bentuk dukungan terhadap kampanye Internasional.
Wallahua’lamBishowab
#SelamatkanKeluarga
#SaveTheFamilyWith Islam.