Skip to content
Muslimah Times

Muslimah Times

dari dan untuk muslimah masa kini

Primary Menu
  • HOME
  • NEWS
  • AKTUAL
  • CHICKEN SOUP
  • HIKMAH
  • KAJIAN
  • PARENTING
  • RESENSI
  • RUMAH TANGGA
  • SASTRA
  • TEENS
  • Kontak Kami
    • SUSUNAN REDAKSI
    • Login
  • Home
  • 2025
  • December
  • 31
  • Lima Coping Stres untuk Menjaga Mental Ibu

Lima Coping Stres untuk Menjaga Mental Ibu

Editor Muslimah Times 31/12/2025
WhatsApp Image 2025-12-31 at 22.06.48
Spread the love

Oleh. Kholda Najiyah

Muslimahtimes.com–Banyak yang beranggapan bahwa pekerjaan rumah tangga itu mudah. Seringkali diremehkan, sehingga tidak mendapat perhatian khusus. Akhirnya, tidak disadari potensi stres akibat beban pekerjaan tersebut. Seperti, aktivitas fisik yang terus menerus, mulai membersihkan rumah hingga mengasuh anak yang menguras energi. Belum lagi beban sosial dalam membangun relasi dengan suami, mertua atau lingkungan yang terkadang menguras emosi.

Jika tidak mampu mengelola stres, akibatnya bisa memburuk. Seperti sulit fokus, ragu membuat keputusan, tidak percaya diri, fisik rentan sakit, mudah marah, pesimis dan cemas berlebihan. Ada yang akhirnya insomnia atau sulit tidur, hilang selera makan atau sebaliknya, makan berlebihan. Bahkan, ibu bisa kehilangan gairah pada hal-hal yang seharusnya menyenangkan seperti perawatan diri, berdandan, olah raga dan hubungan biologis.

Oleh karena itu, setiap ibu harus memiliki kemampuan mengelola tekanan batinnya dengan bijak atau sering disebut coping stres. Ini penting untuk menjaga mental ibu agar tetap waras dan bahkan bisa hidup lebih tenang dan meraih kebahagiaan batin. Nah, berikut ini coping stres untuk ibu rumah tangga yang bisa dicoba:

  1. Miliki Ketahanan Spiritual

Spiritual atau religi bukan semata rajin ibadah tepat waktu, bahkan melaksanakan ibadah nafilah atau sunah. Bukan sekadar melafalkan zikir atau memanjatkan doa. Lebih dari itu, seseorang yang memiliki ketahanan spiritual tinggi adalah yang mampu lebih dalam menangkap makna dari setiap perjalanan hidupnya, dengan menghubungkannya pada kekuasaan Sang Pencipta.

Inilah dimensi terdalam manusia, yaitu ketika seseorang mampu mengambil hikmah atas setiap kejadian yang menimpanya dan rida atas ketetapan Allah Swt. Ia mampu menemukan makna, tujuan, dan alasan, hingga tetap berdiri ketika hidup diguncang ujian. Mampu memaknai penderitaan sebagai bagian dari perjalanan hidup, untuk meraih pelajaran dan menaikkan kekuatan mentalnya menjadi pribadi lebih bijak.

  1. Luangkan Waktu, Penuhi Kebutuhan Diri

Menjadi ibu, seringkali mengubah orientasi hidup, yaitu mengorbankan diri untuk suami dan anak-anak. Ibu rela mengabaikan kebutuhan pribadinya, mengubur impiannya dan mengalah demi keluarganya. Bila kondisi tersebut menyebabkan tekanan batin, maka lepaskanlah. Artinya, jangan merasa bersalah jika sesekali ibu mementingkan kebutuhan diri sendiri.

Misal, ibu ingin membeli jajan yang kebetulan kesukaannya, sering dihadapkan pada dilema, apakah ini akan saya makan atau nanti buat anak ya. Padahal tidak mengapa untuk ibu. Hal yang sepertinya sepele, tapi bisa membuat ibu stres. Padahal jangan terlalu dipikirkan.

Demikian pula, menyediakan waktu untuk diri sendiri, bukanlah keputusan yang egois, tetapi cara untuk mengelola batin. Misal, titipkan anak ke suami, sementara ibu melakukan satu hobi tertentu. Jika jiwa ibu tenang karena kebutuhannya terpenuhi, niscaya akan kembali melakukan rutinitas sehari-hari dengan perasaan gembira. Jadi, sebisa mungkin luangkan waktu untuk “me time”. Lakukanlah hal-hal yang ibu sukai dan membuat rileks. Baik secara fisik maupun mental.

  1. Percaya dengan Kemampuan Diri

Jangan pernah membandingkan diri dengan ibu-ibu yang lain. Jadilah diri sendiri dan tetap percaya diri. Kenali kemampuan dan batasan diri untuk menghindari kelelahan dan stres berlebihan. Belajar untuk mengatakan ‘tidak’ terhadap hal-hal yang tidak relevan dengan diri ibu. Hilangkan perasaan tidak enak.

Misal, ada sesama wali murid yang membawa aneka dagangan dan ibu tidak tertarik, jangan memaksakan diri membeli hanya karena ibu-ibu yang lain membeli. Ujung-ujungnya nanti stres karena merasa bersalah, telah membelanjakan uang tidak sesuai kebutuhan. Jangan dengarkan komentar negatif apapun dan jangan dimasukkan ke dalam hati. Belajarlah menjadi pribadi yang kokoh pada prinsip hidup yang ibu yakini.

  1. Ciptakan Circle Positif

Hidup ibu tidak hanya berkutat dengan urusan masak, nyuci, nyapu dan ngepel.

Bukan cuma sibuk menyuapi anak atau membuatkan kopi suami. Sebagai pribadi yang bertumbuh, ibu perlu mengisi akal dengan nutrisi ilmu. Bertumbuh mempelajari hal-hal baru, agar memiliki kualitas hidup yang berkelas. Maka, ciptakan circle positif yang menumbuhkan.

Semisal, mengikuti informasi gaya hidup sehat dari dokter yang terpercaya. Menyimak kajian agama pada ulama yang kapable. Mengikuti komunitas ibu yang menularkan energi positif. Mempelajari skill yang mengasah potensi seperti memasak, menjahit, merajut, melukis, menulis atau keterampilan hidup lainnya.

Kegiatan yang menyenangkan itu, setidaknya bisa menjadi obat stres di saat menghadapi tekanan hidup yang berat. Bahkan, bukan tak mungkin akan menjadi sebuah hal yang bermanfaat di masa mendatang. Misal, ketika anak-anak sudah dewasa dan ibu usia pensiun, tidak kesepian karena punya keterampilan dan teman yang memiliki hobi sejenis.

  1. Delegasikan Tugas dan Komunikasikan

Coping stres terakhir agar ibu tetap “waras” adalah jangan segan-segan untuk mendelegasikan tugas-tugas rumah tangga dan obrolkan semua masalah ibu dengan suami dan anak. Mintalah bantuan untuk tugas insidental yang tidak selalu butuh dibantu. Hanya sesekali repotnya, tidak rutin. Tetapi, untuk tugas rutin yang ibu benar-benar kewalahan, buatkan jadwal penugasan rutin bagi suami dan anak-anak.

Misal, tiap Selasa dan Jumat pagi, ibu rutin harus mengikuti kajian. Maka hari itu benar-benar tidak akan sempat mencuci baju dan menyapu. Maka, khusus Selasa dan Jumat itu, buatkan jadwal suami mencuci baju dan anak menyapu. Obrolkan dengan keluarga dan buat kesepekatan bersama, sehingga semua terasa ringan.

Demikian di antara coping stres yang bisa dilakukan, semoga meringankan tekanan batin dalam menjadi ibu rumah tangga. Ingat, tidak harus menjadi sempurna karena manusia punya keterbatasan. Tetaplah bahagia, apapun capaian ibu di titik ini.(*)

Continue Reading

Previous: Menjaga Keluarga dari Pergaulan Bebas

Related Stories

Menjaga Keluarga dari Pergaulan Bebas WhatsApp Image 2025-12-11 at 10.07.57

Menjaga Keluarga dari Pergaulan Bebas

11/12/2025
Melindungi Anak dari Penculikan WhatsApp Image 2025-11-27 at 09.27.27

Melindungi Anak dari Penculikan

27/11/2025
Nasihat Pernikahan yang Diabaikan WhatsApp Image 2025-11-12 at 21.50.52

Nasihat Pernikahan yang Diabaikan

12/11/2025

Recent Posts

  • Generasi Ideologis Terlahir dari Rahim Ibu Ideologis
  • Lima Coping Stres untuk Menjaga Mental Ibu
  • Kembali Menjadi Generasi Pelopor Perubahan
  • Antara Pragmatisme dan Perubahan Ideologis
  • Menjadi Ibu Generasi Ideologis

Recent Comments

  1. Editor Muslimah Times on Utang Luar Negeri dan Kedaulatan Negara
  2. ranum on Diskriminasi Pendidikan, Sampai Kapan?
  3. Yanto on Utang Luar Negeri dan Kedaulatan Negara
  4. Winda on Potret Pendidikan di Era Milenial
  5. Nungki on Jual Beli Perawan, Bisnis yang Menjanjikan

Read This

Generasi Ideologis Terlahir dari Rahim Ibu Ideologis WhatsApp Image 2025-12-31 at 22.17.13

Generasi Ideologis Terlahir dari Rahim Ibu Ideologis

31/12/2025
Lima Coping Stres untuk Menjaga Mental Ibu WhatsApp Image 2025-12-31 at 22.06.48

Lima Coping Stres untuk Menjaga Mental Ibu

31/12/2025
Kembali Menjadi Generasi Pelopor Perubahan WhatsApp Image 2025-12-31 at 21.53.52

Kembali Menjadi Generasi Pelopor Perubahan

31/12/2025
Antara Pragmatisme dan Perubahan Ideologis WhatsApp Image 2025-12-30 at 20.54.41

Antara Pragmatisme dan Perubahan Ideologis

30/12/2025
Copyright © Muslimah Times. All rights reserved. | MoreNews by AF themes.