Oleh. Agustinae, S.Pd
Muslimahtimes.com–Sebuah potret yang mengiris hati dari dunia pendidikan Indonesia kembali menjadi sorotan publik. Dilansir dari detikNews (Rabu, 15 Oktober 2025) viral kepala sekolah SMA Negeri di Cimaraga, Kabupaten Lebak, Banten menampar muridnya yang ketahuan merokok di lingkungan sekolah. Kejadian itu berbuntut panjang karena memicu protes keras dari para siswa hingga kepala sekolah tersebut terancam dinonaktifkan. Laporan terbaru mengatakan bahwa antara guru dan pihak orang tua siswa menyelesaikan permasalahan ini dengan damai, dan orang tua mencabut laporannya. Kejadian serupa juga terjadi di sekolah SMA yang ada di Makassar dimana siswa berinisial AS dengan santainya merokok dan mengangkat kaki disamping guru nya. Kejadian ini menujukkan ada dari sekian banyak siswa yang tidak memiliki rasa hormat kepada gurunya.
Insiden ini bukan sekadar cerita tentang kenakalan remaja, melainkan sebuah dilema besar yang dihadapi para pendidik di era modern. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 15 juta remaja berusia 13-15 tahun di seluruh dunia menggunakan rokok elektrik atau vape. Dalam laporan terbarunya, WHO menyebut remaja memiliki kemungkinan sembilan kali lebih besar untuk menggunakan vape dibandingkan orang dewasa.
Kondisi di dunia pendidikan saat ini sangat memprihatinkan sekaligus mengkhawatirkan. Guru yang punya kewajiban untuk mendidik di lingkungan sekolah justru seperti buah simalakama. Disatu sisi ingin mendisiplinkan siswa, tapi disisi lain khawatir dikriminalisasi oleh orang tua atas tuduhan melakukan kekerasan terhadap anak.
Beberapa hal yang menyebabkan adanya krisis moral didunia pendidikan adalah:
- Media sosial : Media sosial jika tidak digunakan dengan tepat maka akan membawa kepada keburukan. Dimana semua kalangan bisa bermedsos dan menampilkan tingkah lakunya yang menjadikan contoh bagi mereka yang melihat. Guru identik dengan kewibawaan yang menjadikan siswa segan dan hormat. Akan tetapi saat ini, ada oknum guru yang justru tidak menjaga wibawanya dengan menunjukkan tingkah lakunya di media sosial yang ini akan menjadi contoh bagi siswa yang melihat.
- Games : Tidak bisa dimungkiri bahwa kecanggihan teknologi membawa pengaruh dalam kehidupan. Terutama generasi saat ini yang tidak bisa lepas dari gawai sehingga mudah bagi mereka untuk mengakses apa pun, termasuk games yang kurang mendidik dimana memunculkan konten-konten kekerasan, ucapan kotor, kata-kata yang tidak sopan yang menjadi contoh bagi mereka yang mengakses.
- Orang tua : Orang tua terutama ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya. Dikehidupan saat ini peran orang tua perlahan menghilang. Ayah maupun ibu sama-sama sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehingga menyebabkan anak sering kali terabaikan.
Jika kita telaah, berbagai upaya untuk memperbaiki generasi sudah dilakukan. Salah satunya adalah membuat kurikulum pendidikan karakter namun hal ini belum menunjukkan perubahan yang nyata. Faktor-faktor ini muncul karena adanya penerapan dari sistem sekuler liberal, yang melahirkan sudut pandang bahwa manusia berhak dalam membuat aturan berdasarkan pola pikir mereka sendiri. Akhirnya memunculkan adanya kebebasan dalam berperilaku, menjadikan generasi yang pembangkang, berbuat sesuka hatinya, dan sering kali berperilaku buruk. Inilah kerusakan moral dalam dunia pendidikan.
Untuk menyelesaikan kerusakan yang terjadi maka perlu diganti sistem sekuler-liberal yang berasal dari aturan manusia, menjadi sistem Islam yang aturan nya berasal dari Allah Swt. Dimana aturan kehidupan menggunakan aturan Allah Swt secara menyeluruh. Dalam islam sektor pendidikan akan dibuat kurikulum yang berlandaskan kepada akidah islam. Sehingga membentuk generasi yang bertakwa kepada Allah Swt. Pendidikan dalam islam akan mengajarkan bagaimana mempunyai pola pkir dan pola sikap yang sesuai dengan islam. Melahirkan generasi yang mempunyai kesadaran tujuan hidupnya dan sadar bahwa setiap perbuatannya akan dimintai pertanggung jawaban.
Guru dalam sistem Islam adalah pilar peradaban. Posisinya dihormati dan dimuliakan karena tugasnya membentuk kepribadian muridnya. Guru bukan hanya gudang ilmu akan tetapi pendidik yang memberikan suri teladan bagi muridnya. Guru tidak segan melakukan amar makruf nahi mungkar dilingkungan sekolah sehingga terwujudlah suasana ketakwaan dalam kehidupan.
Selain itu negara dalam Islam juga akan menjamin kebutuhan pokok warganya dan membuka lapangan pekerjaan, sehingga peran orang tua kembali kepada firtrahnya. Ayah memiliki peran di luar rumah untuk mencari nafkah, dan ibu memiliki peran mendidik anak-anaknya dirumah. Media sosial, games dan sebagainya akan diawasi oleh negara sehingga tidak akan ada muncul konten kekerasan, ucapan kotor, ataupun kata-kata yang tidak sopan dari generasi saat ini. Inilah sempurnanya islam, semua ini hanya akan bisa terwujud dengan adanya penerapan Islam secara kaffah.
