Skip to content
Muslimah Times

Muslimah Times

dari dan untuk muslimah masa kini

Primary Menu
  • HOME
  • NEWS
  • AKTUAL
  • CHICKEN SOUP
  • HIKMAH
  • KAJIAN
  • PARENTING
  • RESENSI
  • RUMAH TANGGA
  • SASTRA
  • TEENS
  • Kontak Kami
    • SUSUNAN REDAKSI
    • Login
  • Home
  • 2024
  • August
  • 12
  • Menghentikan Kekerasan pada Anak, Islam Solusinya

Menghentikan Kekerasan pada Anak, Islam Solusinya

admin.news 12/08/2024
IMG-20240811-WA0007(1)
Spread the love

 

Oleh : Eri
(Pemerhati Masyarakat)

Muslimahtimes.com–Lagi-lagi, kekerasan pada anak terjadi kembali. Kali ini terjadi di tempat yang tak terduga, yaitu di tempat penitipan anak atau daycare. Tempat yang seharusnya aman bagi anak-anak beraktivitas, tapi malah menjadi ancaman. Parahnya, pelaku terduga kekerasan merupakan orang yang diamanahkan untuk menjaga serta mendidik anak-anak.

Miris, sudah ada dua anak yang terungkap menjadi korban penganiayaan. Menurut Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok, Sutarno, mengatakan dari bukti kamera pengawas atau CCTV telah terjadi kekerasan kepada dua anak siswanya yang dilakukan oleh seorang ibu-ibu. (detiknews.com 31/7/24)

Kejadian ini membuat sebagian masyarakat resah, karena tidak ada tempat yang benar-benar aman bagi tumbuh kembang anak mereka. Padahal “daycare” hadir sebagai solusi bagi para ibu yang bekerja untuk menjaga anaknya sementara waktu. Namun disisi lain, daycare mematikan peran ibu dalam menjaga, merawat serta mendidik anaknya.

Beberapa pihak juga merespon kejadian tersebut, salah satunya Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Puan Maharani, mengingatkan pentingnya mengawasi ketat tempat penitipan anak. Puan juga mendorong pemerintah agar memfasilitasi masyarakat dengan pelatihan khusus, peningkatan kualitas layanan dan sarana bagi anak (tempo.co 1/8/24).

Dari pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga mendorong pemerintah untuk mensahkan RUU Pengasuhan Anak. RUU ini sangat penting karena menjadi solusi agar kekerasan anak tidak terulang karena selama ini belum ada payung kebijakan terkait pengasuhan anak. KPAI menganggap RUU sebagai salah satu pencegahan masalah kekerasan anak. (kompas.com 1/8/24)

Bila melihat lebih dalam, akar permasalahan ini berawal dari diterapkannya sistem kapitalisme sekuler. Sistem kufur yang memusnahkan fitrah ibu. Hasil dari sistem ini adalah pemikiran feminisme dan materialisme. Dimana feminisme mengagungkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Feminisme mendorong para perempuan agar keluar rumah dan meniti karir untuk menopang perekonomian keluarga.

Sedangkan materialisme adalah pemikiran yang mementingkan materi saja. Jika para ibu melihat uang adalah segalanya dan suami tidak mampu memenuhi, maka bekerja merupakan jalan pintas yang dipilih. Akibatnya, banyak anak yang terlantar dan pendidikan pun tidak diperhatikan. Tetapi ada juga yang bekerja karena keterbatasan materi. Tidak dipungkiri, hidup di alam kapitalisme berdampak kebutuhan pokok menjadi serba mahal. Para ibu terpaksa ikut bekerja demi menambah pundi-pundi rupiah.

Oleh karena itu, memutus rantai kekerasan pada anak hanya dengan menerapkan kembali sistem shahih. Sistem yang memiliki aturan komprehensif yang diturunkan Allah SWT yaitu Islam. Dalam Islam, anak merupakan aset berharga sebuah bangsa. Mereka sebagai generasi masa depan yang membangun peradaban manusia. Tidak terbayang akan sesuram apa masa depan generasi bila mereka menjadi korban kekerasan. Maka, mewujudkan generasi cerdas, berakhlak dan berkualitas merupakan kewajiban bersama.

Ada tiga pihak yang berperan penting dalam melindungi dan memenuhi kebutuhan anak-anak. Keluarga menjadi garda pertama berkewajiban melindungi, merawat dan mendidik anak-anak. Peran penting seorang ibu adalah al-umm madrasatul uula, pendidik utama dan pertama. Ibu akan bersinergi bersama ayah mendidik anak mereka dengan pondasi akidah Islam.

Selanjutnya, masyarakat bertugas menciptakan lingkungan ramah anak dan mencegah kejahatan sebagai bentuk amar ma’ruf nahi munkar. Keterlibatan masyarakat menciptakan kebersamaan yang tidak ada dalam sistem kapitalisme sekuler. Sebab, sekuler melahirkan sifat individualisme pada masyarakat.

Selain itu, peran negara tidak kalah penting. Negara memiliki kewenangan dalam membentuk sistem pendidikan, ekonomi, sosial dan keamanan. Sistem ekonomi Islam, negara berkewajiban memenuhi kebutuhan masyarakat mulai dari pangan, sandang, papan secara murah dan mudah. Tidak ada lagi alasan ibu bekerja untuk membantu perekonomian keluarga.

Masalah keamanan pun tidak luput dari perhatian negara. Mulai dari pencegahan dan sanksi tegas akan diberlakukan negara sebagai bentuk perlindungan kepada warganya. Sepanjang sejarah peradaban Islam, sangat sedikit kasus kejahatan yang terjadi. Sanksi tegas tanpa pandang bulu memberi efek jera bagi pelaku dan mencegah kejahatan serupa terulang kembali.

Begitulah peran strategis dari ketiga pihak yang akan optimal bila diterapkan syari’at Islam. Hanya sistem pemerintahan dalam bingkai Khilafah yang mampu menerapkan syari’at Islam secara sempurna. Waallahu a’lam bis shawwab.

Continue Reading

Previous: Alat Kontrasepsi untuk Pelajar Difasilitasi, Mau Dibawa ke Mana Generasi Negeri Ini?
Next: Kebohongan Industri Fake Food dan Gagal Ginjal Anak Indonesia

Related Stories

Tembakau ; Polemik Ekonomi, Budaya, dan Kesehatan WhatsApp Image 2025-12-02 at 21.13.27

Tembakau ; Polemik Ekonomi, Budaya, dan Kesehatan

02/12/2025
Bencana Alam Mendera, Butuh Solusi Sistemis Bukan Pragmatis WhatsApp Image 2025-12-02 at 11.02.36

Bencana Alam Mendera, Butuh Solusi Sistemis Bukan Pragmatis

02/12/2025
Penculikan Anak Terjadi Lagi, Siapa yang Bertanggung Jawab Melindungi? WhatsApp Image 2025-12-02 at 10.50.29

Penculikan Anak Terjadi Lagi, Siapa yang Bertanggung Jawab Melindungi?

02/12/2025

Recent Posts

  • Generasi Rapuh di Pusaran Konten yang Rusuh
  • Tembakau ; Polemik Ekonomi, Budaya, dan Kesehatan
  • Kapitalisasi Digital dan Krisis Identitas Muslim
  • Bencana Alam Mendera, Butuh Solusi Sistemis Bukan Pragmatis
  • Penculikan Anak Terjadi Lagi, Siapa yang Bertanggung Jawab Melindungi?

Recent Comments

  1. Editor Muslimah Times on Utang Luar Negeri dan Kedaulatan Negara
  2. ranum on Diskriminasi Pendidikan, Sampai Kapan?
  3. Yanto on Utang Luar Negeri dan Kedaulatan Negara
  4. Winda on Potret Pendidikan di Era Milenial
  5. Nungki on Jual Beli Perawan, Bisnis yang Menjanjikan

Read This

Generasi Rapuh di Pusaran Konten yang Rusuh WhatsApp Image 2025-12-02 at 21.44.15

Generasi Rapuh di Pusaran Konten yang Rusuh

02/12/2025
Tembakau ; Polemik Ekonomi, Budaya, dan Kesehatan WhatsApp Image 2025-12-02 at 21.13.27

Tembakau ; Polemik Ekonomi, Budaya, dan Kesehatan

02/12/2025
Kapitalisasi Digital dan Krisis Identitas Muslim WhatsApp Image 2025-12-02 at 11.11.02

Kapitalisasi Digital dan Krisis Identitas Muslim

02/12/2025
Bencana Alam Mendera, Butuh Solusi Sistemis Bukan Pragmatis WhatsApp Image 2025-12-02 at 11.02.36

Bencana Alam Mendera, Butuh Solusi Sistemis Bukan Pragmatis

02/12/2025
Copyright © Muslimah Times. All rights reserved. | MoreNews by AF themes.