Oleh : Ummu FarrasÂ
Dibalik tembok-tembok panjang berbatu
Diantara derap langkah serdadu
Moncong senjata beradu padu
Menggores duka, menyayat kalbu
Oh duhai,
Alangkah baiknya jikaku mati saja
Alangkah baiknya jika nafasku henti saja
Hati meronta, raga disiksa
Meregang nyawa bersimbah luka
Oh Uyghur,
Takdirmu nyatanya istimewa
Jalanmu penuh onak dan air mata
Menganak sungai darah selaksa
Saksi pejuang menjemput surga
Oh diri,
Ragamu nyata, tapi hatimu hampa
Tak peduli nyawa suci di renggut durjana
Luas samudera syahwat duniamu
Jadikan hina jasad bisumu
Uyghur,
Puisi ini tertulis untukmu
Dari kami saudara saudaramu
Meskipun tiada arti
Bagai butir debu di atas bumi
Tapi biarlah..
Secuil kata ini
Kelak jadi hujjah di akhirat nanti
Bahwa diri sungguh mencintai
Wahai kaum muslim,
Apa lagi yang kau tunggu?
Masihkah lidahmu kelu?
Ataukah tanganmu kaku?
Bangkitlah sekarang
Pukul genderang
Sambutlah kemenangan
Kemuliaan Din Al-Islam
Jangan sedikitpun kau ragu
Meski ragamu menjadi abu