Oleh : Sunarti
Berhari, minggu, bulan hingga puluhan tahun
Hidup berpeluk sistem busuk
Bau sengatkan hidung orang waras terayun
Bentur sana dan sini sangat tertusuk
Luas dunia bak lautan terserak
Jiwa-jiwa hilang pegangan
Terpatuk sistem laknat nian congkak
Mayoritas muslim bak buih tak bertujuan
Situs-situs istimewa jadi tontonan sahaja
Terengkuh kuasa tangan berdarah
Terlapis jerat nasionalisme nyata
Peradaban manusia berkuasa sudah
Hagia Sophia,
Bukti kemegahan peradaban mulia
Namun, kelemahan memaksa
Jadikan sebatas peninggalan sejarah tanpa makna
Dunia agungkan, tapi terlewat keistimewaan
Ayasofya,
Alih fungsikan fisikmu tiada lawan
Kuasa laknat bikin dunia tertawan
Sekat-sekat kuat kian bungkam
Hingga tiada tau dirimu bukti gemilang Islam
Kini,
Meski penguasa negeri otoriter jauh izinkan
Bahkan suara laknat diteriakkan
Dengan kembalinya kumandang azan
Kegagahanmu tetapkan bukti kemenangan
Janji Allah tiada pernah terinkar
Datang kemegahan peradaban mulia
Khilafah ala manhaj nubuwahtak kan tertukar
Pasti, bukan sekedar angan tak nyata
Satu persatu kan tertunaikan
Perjuangan adalah ikhtiar
Kemenangan di tangan Pemilik Kehidupan
Allah Sanga Maha Besar
Titik-titik kebangkitan bermunculan
Suarakan kebenaran tak terhindarkan
Tersambung masa demi masa
Keberhasilan kian tereja, nyata
Tanyaku,
Apakah harapmu hidup di dunia?
Tanpa sigap tangkap kesempatan nan ada
Padahal nyawa tak selamanya tinggal di raga
Pilihan, jadi pejuang Islam atau jadi pecundang
Ngawi, 12 Juli 2020